Saturday, January 5, 2013

CANTIKNYA LANDSKAP DI FACTORY OUTLET RUMAH MODE, BANDUNG

Apabila di Bandung, Jawa Barat, Indonesia biasanya kita akan bershopping di Factory Outlet Rumah Mode. Rumah Mode ini tempat membeli-belah yang unik. Bentuk bangunannya itu bukan gedung yang tinggi seperti kebanyakan mall–mall, tetapi ia lebih sederhana dan bereka bentuk sebuah rumah dengan dihiasi taman yang luas, pancuran air yang cantik bagi menambah keaslian tempat shopping ini. Factory Outlet Rumah Mode Bandung berkonsepkan ‘One Stop Shopping’, dalam satu tempat dapat memenuhi berbagai keperluan pengunjungnya. Di Rumah Mode ini selain menjual berbagai pakaian, tas, sepatu dan lainnya yang menjadi subjek utamanya, ia juga menyediakan cafe untuk bersantai sambil membeli-belah.

Kami tak nak cerita mengenai shopping-shopping ini. Tumpuan kami ialah design dan binaan landskap di Rumah Mode ini. Pujian harus diberi kepada tuan punya shopping mall ini kerana dengan adanya landskap di sekitar rumah ini, ia  dapat menarik pengunjung terus melekap di mallnya untuk terus membeli-belah. Penat membeli-belah berehat sekejap di kawasan landskap...kemudian beli-belah lagi...rehat lagi...

Berikut adalah artikel mengenai design keujudan landskap Rumah Mode yang bersumberkan dan diterbitkan oleh Griya Asri...terima kasih Griya Asri...

Pendekatan yang tepat perlu diterapkan untuk membuat desain taman guna melengkapi bangunan komersial. Dalam hal ini selain mengutamakan estetika, faktor kenyamanan juga turut dipertimbangkan.

Yuwono, desainer lanskap melakukan pendekatan tersebut pada saat membuat rancangan bagian luar sebuah outlet produk mode (fashion) di Bandung. Konsep dasar bangunan outlet tersebut berupa bangunan rumah yang dikembangkan menjadi sebuah bangunan komersial. Kesan homey menjadi acuan pengembangan berbagai fasilitas, termasuk pengembangan ruang-ruang luarnya. Kehadiran beragam elemen taman dari beragam etnik seperti patung Bali, patung Asmat, guci dari Cina kuno, bangunan Joglo dari Jawa dengan sentuhan kolonial, merupakan ekspresi keragaman budaya Indonesia yang ingin dihadirkan. Diantara bangunan outlet yang baru dibangun, masih dipertahankan bangunan lama yang berarsitektur tahun 60-an dengan sentuhan Jawa – kolonial yang sedikit demi sedikit dipugar dengan tetap mempertahankan identitas aslinya.

Menciptakan keindahan taman yang dapat membuat betah pengunjungnya, itulah prinsip yang mengawali perancangannya. Karena itu diciptakanlah taman yang indah dan teduh dengan penyediaan ruang gerak yang memadai untuk mobilitas pengunjung. Di beberapa area yang terbuka ditempatkan kursi-kursi taman sebagai tempat beristirahat pengunjung yang ingin menikmati keindahan taman di bawah teduhnya pohon yang rindang di samping dibuat tempat berteduh berupa gazebo beratap.

Pada area yang pembangunannya dilakukan bertahap ini berhasil dibangun delapan buah gazebo yang ukurannya beragam, merupakan bangunan joglo Kudus – Jawa yang asli dan kuno. Joglo kecil untuk tempat berteduh ditempatkan diantara taman, sedangkan bangunan yang paling besar digunakan untuk restoran yang bernuansa Jawa kolonial.

Unsur air hadir dalam beragam visual, memberikan efek yang menyegarkan di samping suara gemericik air memberikan efek psikologis yang menenangkan. Visualisasi bentuk unsur air diperoleh melalui beragam cara, seperti kolam yang menggambarkan adanya gerakan air dan ikan. Pancuran yang dirancang keluar melalui mulut pipa (nozzle) berbentuk bola, merupakan elemen dinamika yang menggambarkan gerakan aliran air. Pola gerakan air dapat juga dimunculkan dengan membuat kolam yang bertingkat sehingga air mengalir mengikuti gaya berat yang menimbulkan suara yang enak di dengar.

Di beberapa area taman diterapkan konsep taman tropis, dengan aneka tanaman tropis yang ditata natural. Namun ada pula “permainan” yang lebih elegan dan klasik dengan menggunakan tanaman bunga warna-warni dalam pot bergaya klasik. Pada area yang kurang mendapat cahaya matahari, dipadukan beberapa jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tersebut seperti Dieffenbachia dan Aglaonema. Meskipun komposisi tanaman homogen tetapi tetap terasa heterogen karena pola tekstur daunnya yang hijau bergradasi sehingga terlihat tidak membosankan.

Pada ruang-ruang yang menyisakan area yang sempit, diterapkan komposisi tanaman yang pertumbuhannya vertikal, yaitu dengan memanfaatkan dinding yang menjadi bagian dari konsep taman. Sistemnya dengan membuat cerukan dan bak-bak tanaman pada dinding sebagai tempat untuk menaruh tanaman. Agar terasa lebih natural pengisi bak tersebut ditanam jenis yang pertumbuhannya menjuntai dan tidak memiliki perakaran yang merusak struktur dinding. Beberapa ornamen dekoratif berupa patung dewi dan patung angsa memberikan sentuhan seni pada sudut ini. Unsur air di sini juga dihadirkan berupa pancuran bertingkat yang gerakan airnya memanfaatkan struktur dinding.

Kanopi pohon dadap merah dan matoa meneduhi selasar yang memanjang di sepanjang area kendaraan bermotor. Percabangan pohon diatur sedemikian rupa sehingga terbentuk percabangan yang menjulur ke tepi jalan sehingga kanopi daunnya meneduhi sepanjang area tersebut. Pada ranting-ranting pohon yang tinggi digantung armatur lampu-lampu yang berbentuk kerucut dari bahan tembikar. Pendar-pendar cahayanya yang muncul dari lubang-lubang yang mengelilinginya memberikan keindahan di kala senja. Aplikasi pencahayaan lainnya berupa bola-bola rotan yang menyerupai bola sepak takraw dan berukuran besar, yang digantung pada pohon di sekitar area pintu masuk. Bola-bola sebagai armatur lampu ini di beri cat warna-warni yang di kala siang berfungsi sebagai ornamen pohon.

Setiap sudut taman ditata berbeda, untuk memberikan sensasi dan suasana yang berbeda pula sehingga tidak menjemukan. Tanaman tumbuh subur sesuai dengan karakter dan persyaratan tumbuhnya yang saling melengkapi. Konsep seperti ini memberikan kemudahan dalam perawatan berjangka panjang. Meskipun tanaman tumbuh membesar kondisinya masih dalam komposisi yang baik.


















No comments:

Post a Comment